Kenali Gangguan saat Hamil Muda
Kehamilan adalah yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap wanita yang sudah
menikah. Kehamilan merupakan hal yang istimewa karena setiap kehamilan memiliki
keadaan yang tidak sama dengan kehamilan lainnya. Setiap ibu yang sedang hamil,
tentunya menginginkan kehamilannya dalam keadaan yang normal tanpa adanya
gangguan. Namun ada kalanya kehamilan tersebut berubah menjadi patologis. Ada
beberapa kelainan yang dapat mengancam kesehatan ibu dan janin yang sedang
dikandung selama masa hamil muda, terlebih lagi terdapat tanda perdarahan yang
tidak normal. Berikut ini adalah penyebab perdarahan pada wanita hamil muda :
Keguguran (abortus)
Keguguran atau abortus adalah
berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar. Abortus juga
diartikan sebagai berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Secara umum, abortus dapat
terjadi spontan dan buatan. Keguguran spontan sendiri sebabnya belum jelas,
namun diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian abortus, misalnya
gangguan perkembangan sel telur yang abnormal akibat kelainan genetik, faktor
kondisi ibu seperti infeksi, penyakit-penyakit kronis (misalnya kelainan
hormon), dan trauma (riwayat operasi atau kecelakaan saat hamil), serta adanya
kelainan rahim seperti serviks yang inkompeten, tumor di rahim, kelainan bentuk
rahim, dan sebagainya. Abortus buatan adalah keguguran yang disengaja, baik
karena alasan medis ataupun tanpa alasan medis yang melanggar hukum.
Tanda abortus adalah perdarahan, nyeri
yang terus-terusan, bahkan keluarnya sesuatu seperti daging. Namun mungkin saja
perdarahan tidak disertai rasa nyeri. Mengingat terdapat beberapa jenis
abortus, maka ibu hamil muda dengan keluhan perdarahan harus segera
memeriksakan kehamilannya. Karena sebisa mungkin kehamilan harus dipertahankan
sampai usia kandungan cukup bulan dimana diharapkan seluruh organ tubuh bayi
mencapai keadaan yang matang.
Untuk menentukan masih adanya kehidupan
janin dilakukan dengan pemeriksaan ultrasonografi, dilihat gerakan denyut
jantung janin dan gerakan janin. Namun jika kehamilan tidak bisa dipertahankan
lagi, maka segera harus dilakukan tindakan medis karena dapat membahayakan
keselamatan ibu. Tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan
janin yang gugur atau jaringan yang tersisa dengan obat yang berefek
menstimulasi kontraksi uterus serta dilakukan tindakan kuretase.
Setelah abortus, perlu diperiksa lebih
lanjut mengenai penyebab abortus. Ibu diharapkan tidak hamil dalam waktu 3
bulan, untuk memberi kesempatan rahim kembali normal.
Kehamilan di luar kandungan (kehamilan
ektopik)
Kehamilan ektopik biasanya baru
memberikan gejala-gejala yang jelas dan khas kalau sudah terganggu. Tanda dan
gejala kehamilan ektopik terganggu di daerah saluran telur adalah terlambat
haid, nyeri perut di bagian bawah yang tiba-tiba dan sangat nyeri,
kadang-kadang nyerinya lebih terasa di sebelah kiri atau kanan, keluarnya darah
berwarna coklat tua dan sedikit, pusing dan bahkan bisa pingsan akibat
perdarahan di dalam. Gejala lainnya yang juga dapat timbul antara lain adalah
nyeri saat perut dipegang, pembesaran rahim (namun biasanya besarnya rahim
lebih kecil dari usia kehamilan yang seharusnya), dan gangguan kencing.
Untuk mengetahui adanya kehamilan
ektopik, perlu dilakukan pemeriksaan USG. Kehamilan ektopik tidak bisa diobati
sebab jika dipertahankan akan membahayakan ibu sebab janin tersebut akan pecah
dan memicu terjadinya pendarahan yang hebat dan dapat menyebabkan kematian pada
ibu. Penanganan terhadap kehamilan ektopik adalah dengan mengakhiri kehamilan.
Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan melalui obat-obatan atau operasi. Untuk
kehamilan dengan usia kehamilan beberapa minggu, operasi adalah tindakan yang
lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan.
Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik memiliki risiko untuk terjadinya
kehamilan ektopik pada kehamilan berikutnya, namun bukan berarti ibu tidak
dapat mengalami kehamilan normal.
Kehamilan kosong (blighted ovum)
Kehamilan tanpa janin atau telur kosong
adalah kehamilan yang tidak diikuti oleh pertumbuhan janin di dalam rahim,
hanya berisi cairan. Pada kondisi blighted ovum kantung kehamilan akan
terus berkembang, layaknya kehamilan biasa, namun sel telur yang telah dibuahi
gagal untuk berkembang secara sempurna. Blighted ovum sering berakhir
dengan abortus. Biasanya baru diketahui saat kehamilan memasuki usia
pertengahan triwulan pertama, karena memang pada awalnya kehamilan berjalan
baik dan normal tanpa ada tanda-tanda kelainan.
Faktor penyebabnya adalah kelainan kromoson atau gen pada sel telur atau sperma, infeksi pada ibu dan gangguan hormonal. Pemeriksaan USG dapat dipakai sebagai konfirmasi adanya kehamilan kosong ini. Pada dasarnya, kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan si ibu. Dan tindakan yang dilakukan adalah kuretase. Blighted ovum tidak berpengaruh terhadap rahim ibu atau terhadap masalah kesuburan. Seseorang yang pernah mengalami blighted ovum dapat kembali hamil normal.
Faktor penyebabnya adalah kelainan kromoson atau gen pada sel telur atau sperma, infeksi pada ibu dan gangguan hormonal. Pemeriksaan USG dapat dipakai sebagai konfirmasi adanya kehamilan kosong ini. Pada dasarnya, kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan si ibu. Dan tindakan yang dilakukan adalah kuretase. Blighted ovum tidak berpengaruh terhadap rahim ibu atau terhadap masalah kesuburan. Seseorang yang pernah mengalami blighted ovum dapat kembali hamil normal.
Kehamilan anggur (molahydatidosa)
Hamil anggur atau molahydatidosa adalah
kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan
pembentukan janin, dimana terjadi gangguan pertumbuhan plasenta. Istilah hamil
anggur digunakan karena bentuk bakal janin tersebut mirip dengan gerombolan
buah anggur. Penyebab penyakit ini belum diketahui pasti, namun diduga karena
kelainan genetik, kekurangan gizi dan gangguan peredaran darah rahim.
Tanda dan gejala pada hamil anggur adalah tidak ada gerakan janin, rahim lebih besar dari umur kehamilan, dan keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan. Pemeriksaan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan HCG (human chorionic gonadotrophin) urin atau serum untuk pemeriksaan kehamilan serta pemeriksaan USG. Hamil anggur bisa mengakibatkan krisis hormon tiroid dalam darah, yang juga dapat mengakibatkan kematian ibu.
Tindakan yang dilakukan untuk wanita
yang masih ingin punya anak adalah dengan membersihkan rahim (kuretase).
Sedangkan untuk yang tidak ingin punya anak, dapat dilakukan dengan
pengangkatan rahim (histerektomi).
0 komentar:
Posting Komentar