Perlukah Obat Penurun Panas Setelah
Imunisasi ?
Imunisasi adalah suatu usaha untuk membuat seseorang
menjadi kebal terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin. Vaksin
adalah kuman hidup yang dilemahkan, kuman mati atau zat yang bila dimasukkan ke
tubuh menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Imunisasi
bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh yang spesifik terhadap penyakit
tertentu, dimana sistem imun membentuk sel memori yang akan mengingat antigen
bakteri atau virus seumur hidup. Bila ada infeksi bakteri atau virus tertentu,
sistem imun mampu mengenali dan memberikan perlawanan terhadap infeksi
tersebut, sehingga dapat terhindar dari bahaya komplikasi infeksi yang
mematikan atau meninggalkan cacat fisik maupun mental seumur hidup.
Produk dari imunisasi adalah antibodi. Dalam proses
tersebut terjadi peradangan yang ditandai dengan naiknya suhu tubuh atau demam.
Jadi, demam adalah reaksi normal dan tidak perlu khawatir berlebihan pasca
pemberian imunisasi. Bahkan hal tersebut menjadi tanda bahwa vaksin bekerja
dengan baik dalam tubuh. Demam pasca imunisasi bersifat ringan dan
seringkali tidak membutuhkan penanganan khusus.
Tidak semua vaksin membuat anak demam. Vaksin yang sering
membuat demam adalah vaksin DPT terutama karena komponen P atau pertusisnya, vaksin
campak dimana demamnya dapat timbul setelah 2 atau 3 hari penyuntikan, vaksin Haemophylus
Influenza type B (HiB), vaksin MMR, vaksin Hepatitis B dan vaksin pneumokokus.
Umumnya peningkatan suhu tubuh bayi setelah imunisasi antara 38 hingga 40
derajat celcius, dan akan menurun dengan sendirinya dalam waktu 1-2 hari.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan bila anak mengalami demam seperti :
- Berikan cairan atau minuman yang cukup karena peningkatan suhu akan meningkatkan kebutuhan cairan tubuh dan cegah anak agar jangan sampai terjadi dehidrasi yang akan memperparah demam. Bila anak masih menyusui, terus susui dan berikan ASI lebih banyak dari biasanya.
- Kenakan anak pakaian yang nyaman, longgar, dan mudah menyerap keringat. Bila bayi, hindari membedong atau memakai selimut yang tebal.
- Pada bayi, lakukan kontak kulit ibu dengan bayi (skin to skin contact) atau kangaroo care. Berikan pelukan dan perhatian pada anak sehingga anak tetap merasa nyaman dan terlindungi.
- Kompres dengan air hangat pada badan seperti di kening atau ketiak, jangan memberikan kompres dingin karena akan merangsang peningkatan suhu tubuh, membuat anak menggigil dan memicu kejang akibat demam.
- Obat penurun panas dapat diberikan pada anak bila suhu tubuhnya melebihi 38 derajat celcius, anak tampak rewel atau tampak kesakitan. Pilihan obat penurun panas yang aman adalah parasetamol atau ibuprofen, dosis pemakaiannya 10 mg sampai 15 mg per kilogram berat badan, diberikan tiga kali sehari atau sesuai anjuran dokter. Obat penurun panas dapat dihentikan apabila suhu tubuh anak sudah kembali normal.
- Bila demam anak berlangsung 3 hari atau lebih, suhu tubuh tetap tinggi meskipun sudah diberikan obat penurun panas, terjadi tanda-tanda dehidrasi atau memiliki riwayat kejang demam sebaiknya segera periksakan anak ke dokter.
Meskipun demikian, terdapat data hasil penelitian yang
menyatakan bahwa pemberian obat penurun panas (antipiretik) pada saat atau
setelah imunisasi dapat mempengaruhi dan atau mengurangi respon imun atau
menurunkan konsentrasi antibodi terhadap vaksin pneumokokus. Sehingga jadikan obat
penurun panas sebagai pilihan terakhir, gunakan secara bijaksana dengan
memperhatikan manfaat dan risiko yang diperoleh.
pengen sehat malah sakit... hmmmmm...
BalasHapusAnak sya tgl17 imunisasi dpt tapi sampe hari ini masih panas. Apa ini normal??
BalasHapusAlhamdulillah sangat membantu
BalasHapusAlhamdulillah sangat membantu
BalasHapusAnak saya mau di imunisasi tapi takut karena riwayat kejang demam.gimana ya
BalasHapusAnak saya mau di imunisasi tapi takut karena riwayat kejang demam.gimana ya
BalasHapus