Melahirkan Secara Normal atau Caesar?
Kehadiran buah hati di
tengah keluarga memang sangat mengharukan, apalagi persalinan yang akan
dijalani sesuai harapan. Bagaimanapun, melahirkan secara normal adalah cara
terbaik. Persalinan normal memiliki beberapa keuntungan seperti risiko minimal
pada ibu dan bayi. Biaya persalinannya lebih murah, proses pemulihan lebih
cepat sehingga perawatan pasca melahirkan biasanya lebih singkat. Karena
melalui proses alami, rahim pun akan kembali ke bentuk semula sekitar 42 hari. Secara
biologi, persalinan normal memicu kelenjar susu memproduksi kolostrum untuk
dihasilkannya air susu. Selain itu, bayi yang lahir secara
normal memiliki daya tahan tubuh terhadap alergi yang lebih tinggi dan risiko
asma juga rendah. Pada persalinan normal, proses persalinan dilakukan lewat
cara alami, yaitu melalui vagina. Jikapun digunakan obat-obatan, biasanya
penggunaannya diusahakan seminimal mungkin. Pada kasus-kasus tertentu,
bisa saja persalinan normal ini membutuhkan bantuan alat tambahan, seperti
forsep ataupun vakum.
Ada 3 hal yang perlu diingat jika Ibu menginginkan
persalinannya berlangsung secara normal.
- Bayi. Karenanya, selama kehamilan, Ibu disarankan melakukan kontrol secara rutin. Dokter akan selalu melakukan USG untuk memantau kondisi kesehatan janin, seperti jumlah janin, apakah tunggal atau kembar, posisi janin, apakah letak kepala atau posisi melintang/sungsang, memeriksa ukuran janin (bobot tubuhnya) apakah normal untuk usia kandungan tertentu. Dokter juga dapat memantau keadaan plasenta dan tali pusatnya, jumlah air ketuban, dan kelainan pada janin dan rahim.
- Ibu. Faktor jalan lahir pada ibu berkaitan dengan ukuran panggul, apakah cukup luas untuk dilewati saat proses persalinan nanti. Selain itu, Ibu pun harus dinyatakan sehat secara fisik, artinya tidak menderita penyakit lain, seperti hipertensi, penyakit jantung atau asma.
- Kontraksi saat persalinan. Kontraksi ini sangatlah penting, karena merupakan sumber tenaga dalam proses persalinan. Kontraksi yang baik adalah kontraksi yang simultan, semakin lama semakin lama dan semakin sering. Jika kontraksi tidak teratur, makin melemah atau hilang-timbul, bahkan tidak ada kontraksi sama sekali yang mengharuskan si ibu diinduksi dengan pemberian hormon oksitosin melalui infus atau prostaglandin melalui vagina.
Selain 3 faktor tersebut, faktor psikis juga sangat
berpengaruh, yaitu kondisi psikis si ibu. Dukungan dari si ayah ataupun
kerabat keluarga lain, sangat diperlukan demi kelancaran persalinan, selain
tenaga medis yang menanganinya. Hindarkan stres karena akan memengaruhi
serviks dan menyebabkan ketegangan pada vagina sehingga persalinan menjadi
tidak lancar.
Persalinan melalui operasi caesar ada 2 jenis, yaitu
operasi terencana (elektif) dan operasi segera (cito). Pada operasi caesar
terencana (elektif), operasi caesar telah direncanakan jauh hari sebelum jadwal
melahirkan dengan mempertimbangkan keselamatan ibu maupun janin. Beberapa
keadaan yang menjadi pertimbangan untuk melakukan operasi caesar secara
elektif, antara lain : bayi besar dengan perkiraan berat lebih dari 4 kilogram,
kelainan letak janin (melintang, sungsang), kelainan janin (hidrosefalus yang
ingin diselamatkan), plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), janin
kembar dengan janin terbawah bukan letak kepala, evaluasi jalan lahir - panggul
sempit, usia > 40 th dengan komplikasi seperti darah tinggi, diabetes, ibu
dengan komplikasi berat (jantung,eklampsia), adanya hambatan dijalan lahir
(kista dan miom besar), riwayat sesar 2 kali atau lebih, ketuban pecah lama, oligohidramnion
(cairan ketuban sedikit).
Sedangkan operasi caesar segera (cito) adalah tindakan
operasi yang hanya dilakukan jika terjadi kemacetan pada persalinan normal atau
jika ada masalah pada proses persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.
Beberapa keadaan yang memaksa terjadinya operasi caesar cito, antara lain : gawat
janin, persalinan macet, ibu mengalami hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia)
dan ancaman kejang akibat eklamsia, serta terjadi pendarahan sebelum proses
persalinan.
Bila Ibu bersalin secara caesar, maka ada beberapa hal
ketidaknyamanan yang kelak dirasakan meski operasi dijalankan sesuai standar
operasionalnya. Beberapa hari pertama pascapersalinan, akan timbul rasa
nyeri hebat yang kadarnya dapat berbeda-beda pada setiap Ibu. Masa
perawatan lebih lama, sehingga waktu rawat inap pun lebih lama, masa pemulihan
lebih lama pula, bahkan terkadang beberapa ibu masih merasakan nyeri di sekitar
luka bekas operasi meski persalinan sudah lewat beberapa tahun. Pada
bekas jahitan akan muncul keloid atau bekas luka yang membentuk benjolan
memanjang, sehingga menganggu estetika perut ibu. Jika tidak dirawat dengan
baik, luka bekas operasi bisa terinfeksi. Selain itu risiko perdarahan lebih besar, dan biaya
persalinan caesar lebih mahal.